Peleburan logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh langsung pada kualitas produk cor. Pada proses peleburan, mula-mula muatan yang terdiri dari logam, unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak dimasukkan kedalam tungku. Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat “membersihkan” logam cair dengan menghilangkan gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities). Fluks memiliki beberpa kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan, seperti pada paduan alumunium terdapat cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair),. Cleaning fluxes, drossing fluxes, refining fluxes, dan wall cleaning fluxes
Tungku-tungku peleburan yang biasa digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik, tungku induksi, tungku krusibel, dan tungku kupola. Karakteristik masing-masing tungku peleburan adalah :
1. Tungku busur listrik
Ciri-ciri dari proses peleburan logam dengan menggunakan metode tungku
busur listrik. Berikut ini adalah penjelasan dari ciri-ciri tungku busur listrik secara lengkapnya:
a. Laju peleburan tinggi
b. Laju produksi tinggi
c. Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
d. Memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama untuk tujuan pemaduan
2. Tungku induksi
Ciri-ciri dari proses peleburan logam dengan menggunakan metode tungku
induksi. Berikut ini adalah penjelasan dari ciri-ciri tungku induksi secara lengkapnya:
a. Khususnya digunakan pada industri pengecoran kecil
b. Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
c. Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi rendah, sekitar 60 Hz)
d. Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro
e. Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir), penahanan temperatur (menjaga logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama, sehingga sangat cocok untuk aplikasi proses die-casting), dan duplexing/tungku parallel (menggunakan dua tungku seperti pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain).
3. Tungku krusibel
Ciri-ciri dari proses peleburan logam dengan menggunakan metode tungku
induksi. Berikut ini adalah penjelasan dari ciri-ciri tungku induksi secara lengkapnya:
a. Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam. Proses pemanasan dibantu oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar.
b. Tungku ini bias dalam keadaan diam, dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
c. Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
4. Tungku kupola
Ciri-ciri dari proses peleburan logam dengan menggunakan metode tungku
induksi. Berikut ini adalah penjelasan dari ciri-ciri tungku induksi secara lengkapnya:
a. Tungku ini terdiri dari suatu saluran/bejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata tahan api
b. Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam, kokas dan fluks
c. Kupola dapat beroperasi secara kontinu, menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju peleburan tinggi
Muatan Kupola
1) Besi kasar (20 % - 30 %)
2) Skrap baja (30 % - 40 %)
Kadar karbon dan silika yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan prosentase Carbon dan Si yang terbatas. Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam jumlah yang banyak.
3) Skrap balik
Yang dimaksud skrap balik adalah coran yang cacat, bekas penambah, saluran turun, saluran masuk atau skrap balik yang dibeli dari pabrik pengecoran.
4) Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si, Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi. Prosentase karbon berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh reaksi antar logam cair dengan kokas. Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi kasar dan skrap baja. Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi kehilangan pada saat peleburan. Penambahan dimasukkan 10 sampai 20% untuk Si dan 15 sampai 30 % untuk Mn. Presentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas. Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 0,1 %.
Referensi: www.wikipedia.prosespeleburanlogam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar