Minggu, 04 November 2012

Pembahasan Mengenai Metodelogi Penelitian


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Pengertian Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian berasal dari kata metode yang artinya car yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan Logos yang artinya pengetahuan. Jadi metodologi adalah cara untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan mencari, mencata, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.

1.2  Timbulnya penelitian
Manusia sebagai makhluk rasional sebenarnya sudah dibekali dengan hasrat ingin taahu. Keingintahuan ini sudah dapat disaksikan sejak seseorang masih kanak-kanak dan akan terus berkembanga  secara dinamis mengikuti fase fase perkembangan jeiwaan oirang tersebut. Hasrat ingin tahu manusia akan terpuaskan bila ia sudah memperoleh pengetahuan mengenai apa yang dipertanyakan. Tetapi sudah menjadi sifat manusia, yang mana setelah memperoleh pengetahuan mengenai suatu masalah, maka akan diusul oleh kecenderungan ingin  lebih tahu lagi. Begitu seterusnya.Dengan demikian dapat dikatakan. Untuk mendukung dan menyalurkan keingintahuan, maka manusia akan cenderung mengadakan penelitian.

1.3  Pendekatan Ilmiah dan non ilmiah
Hasrat ingin tahu manusia akan terpuaskan kalau dia memperoleh pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakan. Dan pengetahuan yang benar atau kebenarang memang secata inhaerant dapat dicapaui manusia, baik melalui pendekatan nin-limah maupun pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah menuntut dilakukannya cara-cara tau langkah-langkah tertentu dengan perurutan tertentu agar dapapt dicapai langkah-langkah tertentu yang benar. Namun, tidak semua orang melewati tertib pendekatan ilmiah untuk sampai pada pengetahuan yang benar mengenai apa yang dipertanyakan. Bahkan banyak dikalangan masyarakat pendekatan-pendekatan non ilmiah terjadi.
a.       Pedekatan ilmiah.
Di dalam pendekatan ilmiah, dituntut untuk dilakukan cara-cara tertentu dengan tata urutan yang tertentu pula sehingga tercapai pengetahuan yang benar dan logis.Cara ilmiah ini merupakan syarat mutlak untuk timbulnya ilmu, yang dapat diterima ileh akal dengan berpikir ilmiah. Untuk dapat berpikir ilmiah maka melalui tiga tahap:
           i.            Skeptic
Adalah upaya untuk selalu menanyakan bukti-bukti atau fakta-fakta aterhadap setiap pertanyaan.
         ii.            Analitik
Adlaah kegiatan yntk selalu menimbang-nimbang setiap permaslahan yang dihadapinya, mana yang relevan, mana yang menjadi masalah utma dan sebagainya.
       iii.            Kritik
Adlaah berupaya untuk mengembang kemampuan mnimbang selalu obyektif.Untuk ini maka dituntut agar data dan pola berpikirnya selaly logis.
Pedekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi ahmpir setiap orang, karena pedekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan pribadi, bias dan persaan. Cara penyimpulannya bukan subyektif, melainkan obyektif.
Dengan pendekatan ilmuah orang berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan yang benar yang kebenarannya teruji untuk diuji oleh siapa saja yang menghedaki untuk diuji
b.      Pendekatan non ilmiah
Pendekatan non ilmiah juga sering dilakukan manusia untuk mencari kebenaran.

Cara pendekatan non ilmiah itu adalah:
           i.            Akal sehat
Akal sehat adalah merupakan serangkaian konsep dan bagan konsep untuk penggunaan secara praktis dalam memecahkan suatu masalah.Langkah ini sering digunakan orang awam dalam mengatasi suatu maslaah, sehingga walaupun akal sehat ini sering benar tetepu dapat pula menyesatkan.Suatu contoh misalnya akal sehat mengeenai peranan hukuman dan ganjaran dalam pendidikan.Pada abad ke-19 menurut akal sehat yang diyakini oleh banyak pendidik hukuman adalah alat utama dalam pendidikan.Penemuan ilmiah ternyata membantah kebenaran akal sehat tersebut.Hasil-hasil peneluatan dalam bidang psikologi menunjukan bahwa bukan hukuman yang merupakan alat utama dalam pendidikan, melainkan ganjaran.
Akal sehat banyak digunakan oleh orang awam dalam mempersoalkan sesuatu hal.
         ii.            Prasangka
Pencapaian pangetahuan secara akal sehat diwarnai oleh kepentungan orang yang melakukannya.Hal yang demikian itu menyebabkan akal sehat mudah beralih menjadi prasangka. Dengan akal sehat orang cenderung mempersempit pengamatannya itu, dan cenderung mengkambing hitamkan orang lain atau menyokong sesuatu pendapat. Orang sering tidak mengendalikan keadaan yang juga dapat terjadi pada keadaan lain. Orang sering cenderung melihat hubungan antara dua hal yang sebagai hubungan sebab akibat yang langsung dan sederhana, padahal sesungguhnya gejala yang diamati itu merupakan akibat dari berbagai hal.Dengan akal sehat orang cenderung kea rah pembuatan generalisasi yang terlalu luas, yang lalu merupakan prasangka.
       iii.            Otoritas ilmiah dan kewibaan
Otoritas ilmiah adalah orang-orang yang biasanya berpendidikan tinggi dan dianggap mempunyai keahlian di bindang ilmu tertentu.
Otoritas kewibawaan adalah orang-orang yang dipilih atau dianggap sebagai pemimpin masyarakat, sebab orang-orang itu mempunyai karisma.
Pendapat dari orang atauy lembaga ilmiah dan kewibawaan sering dijadikan pegangan yang kebenarannya dianggap mutla, tanpa dinalar/dikaji terlebih dahulu. Keadaan ini akan berbahaya bila logika sudah berubah menjadi fanatisme.
       iv.            Penemuan kebetulan dan coba-coba
Penemuan kebetulan dan coba-coba lebih didasarkan atas tindakan yang bersifat untung-untungan.Tetapi walau merupakan sikap untung-untungan, banyak yang menghasilkan manfaan.Sepanjang sejarah kehidupan manusia langkah ini sering dilakukan dan banyak berguna bagi kemanusiaan serta pengembangan ilmu pengetahuan.
Penemuan coba-coba diperoleh tanpa kepastian akan diperolehnya sesuatu kondisi tertentu atau pemecahan sesuatu masalah. Usaha coba-coba umumnya merupakan serangkaian percobaan tanpa kesadaran akan pemecahan tertentu. Pemecahan terjadi secara kebetulan setelah dilakukan serangkaian usaha, usaha yang berikut biasanya agak lain, yaitu lebi maju, daripada yang medahuluinya. Penemuan secara kebetulan pada umunya tidak efisien dan terkontrol
         v.            Pendekatan intuit
Langkah ini didapat melalui proses yang cepat tanpa disadari atau terpikir terlebih dahulu. Pencapaian pengetahuan seperti ini sukar dipercaya sebab tidak terdapat langkah-langkah yang sistematis dan terkendali.Jadi begitu terlintas dalam pikiran, langsung dilaksakan tanpa direnungkan terlebih dulu manfaatnya.Metode yang demikian biasa desebut metode priori.Dalil-dalil seseorang yang apriori cocok dengan penalaran belum tentu cocok dengan pengalaman atau data empiris.Meskipun demikian banyak hasil lankah ini yang berguna.


BAB II
METODE DAN JENIS PENELITIAN


2.1 Jenis-Jenis Penelitian
Penelitain dapat digolongkan menurut sudut tinjauan tertentu menurut Prof. Sutrisno Hadi MA, jenis –jenis penelitan dapat digolongkan sebagai berikut:
a.       Menurut bidangnya
Penelitian dapat meliputi penelitian pendidikan, penelitan pertanian, hokum, agama dan lain-lain.
b.      Menurut tempatnya
Penelitian dapat meliputi misalnya penelitian laboratorium, penelitian perpustakaan, dan lain-lain
c.       Meurut pemakaiannya
Penelitian ini dapat meliputi penelitian dasar dan penelitian terapan
d.      Menurut tujuan umumnya
Penelitian dapat meliputi  penelitian eksploratif, penelitian developmental, dan penelitian verivikatif
e.       Menurut terapannya
Penelitian ini dapat meliputi penelitian inferensial
f.       Menurut pendkatannya
Penelitian ini dapat meliputi peneletian longitudinal dan penelitian cross sectional.
Disisi lain DIKTI menyebutkan salah satu cara penggolangan mengenai macam rancangan penelitian berdasarkan cara penggolongan mengenai macam rancangan penelitian bersarkan sifat-sifat masalahnya.
Mendasarkan atas sifat-sifat masalahnya tersebut, rancangan penelitian digolongkan sebagai berikut:


a.       Penelitian historis
b.      Penelitian deskriptif
c.       Penelitian perkembangan
d.      Penelitian kasus dan penelitian lapangan
e.       Peneletian koreasional
f.       Penelitian kausal komparatif
g.      Penelitan eksperimental sungguhan
h.      Penelitian eksperimental semu.
i.        Penelitian tindakan
Berikut ini adslah penjelasan secara singkat untuk macam-macam penelitian tersebut.
1.      Penelitian historis
a.       Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merekonstrtuksi masa lampau secara sistematis dan obyektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi dan memverifikasi.
b.      Ciri-ciri
                          i.            Penelitian historis lebih tergantung pada data yang diobservasi oleh penelitian sendiri. Data yang baik akan dihasilkan oleh kerja yang cermat yang menganalisis keautentikan, ketetapan dan pentingnya sumber-sumbernya.
                        ii.            Penelitian historis haruslah tertib dan ketat, sistematis dan tertur
                      iii.            Penelitian historis tergantung dua data, yaitu data primer, ialah data yang secara langsung diperoleh oleh peneliti dan sumber primer, dan data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari orang lain atau sumber sekunder jadi bukan orang asli
                      iv.            Penelitian historis menghendaki kritik untuk memperoleh kualitas data. Ada dua macam keritik yaitu
·         Kritik eksternal menanyakan apakah data itu autentik artinya datanya asli atau tiruan dan apabila autentik apakah relevan serta akurat
·         Kritik eksternal yaitu kritik yang menguji motif, obyektifitas, dan kecermatan peneliti terhadap data yang diperoleh. Dengan kritik ini  penelitian historis akan lebih ketat.
                        v.            Penelitian historis menggunakan pendekatan yang lebih utama dan dapat menggali informasi yang lebih tua disbanding penelaahan pustaka
2.      Penelitian dekripptif
a.       Pengertian
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data.
b.      Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan factual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi.
c.       Ciri-ciri
                          i.            Pada umunya bersifat menyajikan potret keadaan yang bias menjangkau hipotesis atau tidak.
                        ii.            Merancanga cara pendekatannya, hal ini meliputi macam datanya, penentuan sampel, penentuan metode pengumpulan data.
                      iii.            Mengumpulkan data
                      iv.            Menyusun laporan
3.      Penelitian perkembangan
a.       Tujuan
Penelitian perkembangan bertujuan untuk menyuelidiki pula dan perurutan perumbuhan atau perubahan sebagai fungsi waktu.
b.      Ciri-ciri
                             i.            Memusatkan pada studu tentang variabel-variabel dan perkembangannya selama beberapa waktu
                           ii.            Dalan studi-studi cross sectional
Biasanya dapat mencakup subyek yang lebih banyak tetapi hanya memotret factor yang lebih sedikit disbanding studi longitudinal.
                         iii.            Dalam studi longitudinal biasanya sulit dalam masalah sampling sebab subyeknya terbatas pada studi longitudinal ini menuntut kontinuitas.
                         iv.            Studi-studi kecenderungan mengandung kelamahan bahwa factor-faktor yang tak dapat diramalkan mungkin masuk dan memodifikasi atau membuat kecenderungan yang didasarkan masa lampau menjadi tidak sah.
4.      Penelitian kasus dan penelitian lapangan
a.       Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.
b.      kekhususan
                          i.            Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan ( unit ) secara mendalam, sehingga hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada unit itu. Kasus bisa terbatas pada satu orang saja, satu keluarga, satu daerah, satu peristiwa atau suatu kelompok terbatas lain.
                        ii.            Selain penelitian hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga terbatas, dari ubahan-ubahan dan kondisi-kondisi yang lebih besar jumlahnya, yang terpusat pada spek yang menjadi kasus. Biasanya penelitian ini dengan cara longitudinal.
5.      Penelitian korelasional
Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau lebih.misalnya, apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan prestasi anak mereka.
6.      Penelitian kausal komparataif
Penelitian untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat antara faktor tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki.
Misalnya : sikap santai siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan banyaknya lulusan pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.
Kekhususan
a.       Pengumpulan data mengenai gejala yang diduga mempunyai hubungan sebab akibat itu dilakukan setelah peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi ( penelitian bersifat ex post facto ).
b.      Suatu gejala yang diamati, diusut kembali dari suatu faktor atau beberapa faktor pada masa lampau.
7.      Penelitian eksperimental
Penelitian dengan melakuakn percobaan terhadap kelompok-kelompok ekspremen.Kepada tiap kelompok ekspremen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.
Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok ekspremen diukur secara kuantitatif kemudian dibandingkan.
Misalnya, hendak meneliti keefektifan metode-metode mengajar.Penerapan tiap metode dicobakan terhadap kelompok-kelompok coba.Pada akhir percobaan prestasi belajar tiap kelompok dievaluasi.
8.      Penelitian tindakan
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya, meneliti keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah.
Penelitian pengembangan keterampilan mengisi program B kurikulum SMA 1984.
Kekhususan
a.       Dipersiapkan untuk kebutuhan praktis yang berkaitan dengan dunia kerja.
b.      Penelitian didasarkan pada pengamatan aktual dan data tingkah laku. Menyiapkan program kerja untuk pemecahan masalah.
c.       Bersifat fleksibel, dapat diadakan perubahan selama proses penelitian bila dianggap penting untuk pembaruan ( inovasi ).




BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA


3.1 Pendahuluan
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.  Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.
1. Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
a.       Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
b.      Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
c.       Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
2. Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi).Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
a.      Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
b.      Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.



3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a.       Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
b.      Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

3.2 Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data
      Berikut ini adalah beberapa kelibihan dan kekurangan dari masing-masing teknik pengumpulan data:
1. Metode Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:
a.       Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
b.      Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
c.       Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
Pertama.  Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang;
Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal.Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan.Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi.Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan.
2. Metode Wawancara
     Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon.
a.       Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
     i.            Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
   ii.            Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
 iii.            Bisa membaca isyarat non verbal
 iv.            Bisa memperoleh data yang banyak
Sementara kekurangannya adalah :
     i.            Membutuhkan waktu yang lama
   ii.            Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
 iii.            Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
 iv.            Pewawancara perlu dilatih
   v.            Bisa menimbulkan bias pewawancara
 vi.            Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
b.      Wawancara via phone
Kelebihan
a.       Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
b.      Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
c.       Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan
a.       Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
b.      Wawancara harus diusahakan singkat
c.       Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel
3.      Metode Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya.Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.

3.3 Etika dalam Pengumpulan Data
Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
a.       Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
b.      Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
c.       Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
d.      Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar
e.       Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
f.       Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
g.      Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun mental.
h.      Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama studi.







DAFTAR PUSTAKA


Drs. Cholid Narbuko, Drs. H. Abu Achmadi. 2007. “ Metodelogi Penelitian”. Jakarta: Bumi Aksara